Kulihat Tante tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar Tante memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur Tante telentang dan Tante hanya memakai baju daster merah muda yang tipis. Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan Tante yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan. 

Buah dada Tante yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada Tante terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil.

Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur.

Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan Tante yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan Tante dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.

Terlihat Tante agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin Tante sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut Tante terbangun. Perlahan-lahan kulihat bagian CD Tante yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya Tante sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan.

Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris Tanteku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film Tanteku.

Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini Tante dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur Tante.Sekarang kemaluan Tante terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki Tante kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas Tante.

Kedua lututku melebar di samping pinggul Tante dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul Tante. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan Tante, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas Tante.Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan Bibir kemaluan Tante yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada Bibir kemaluan Tante. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut Tante dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup.

Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah Bibir kemaluan Tante.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara Bibir kemaluan Tante. Dari mulut Tante tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum Tante sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan Tante dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina Tante. Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan Tante. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan Tante.Kelihatan sejenak kedua paha Tante bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku.

Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut Tante agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan Tante dengan cepat.

Badan Tante tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan Tante sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.

Meskipun Tante merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan Tante dengan kedua kaki Tante yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina Tante terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina Tante.

Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan Tante, kepalaku kuletakkan di samping kepala Tante sambil berbisik kekuping Tante.”Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.
Tante masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut Tante, aku menjilat-jilat kuping Tante dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-lahan badan Tante yang tadinya tegang mulai melemah.Kubisikan lagi ke kuping Tante, “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut Tante, asal Tante janji jangan berteriak yaa..?”Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut Tante.Kemudian Tante berkata, “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Tante..!”Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada Tante, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.

Rupanya meskipun wajah Tante masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan Tante ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut Tante terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan Tante dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan Tante.

Kepalaku tepat berada di atas kepala Tante yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata Tante yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa Tante telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan Tante, aku berbaring setengah tidur di samping Tante. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada Tante terutama pada bagian putingnya.

“Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada Tantemu..!” katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan Tante menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari Tantenya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang Tante menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.

Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, “Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Tante, Tante sangat cantik lagi ayu..!”Sambil berkata itu kucium lagi Bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, “Setiaap kali melihat Tante bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Tante adalah milikku, jadi Tante jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Tante seutuhnya.

“Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya Tante dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping Tante, sehingga Tante dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.”Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Tante merasa sangat penuh dalam badan Tante.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.
Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.Sementara aksiku sedang berlangsung, badan Tante menggeliat-geliat kenikmatan.

Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, Tante belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan Tante, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua Bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.

Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan Tante bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.Keluhan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala Tante dan dengan setengah berjongkok.

Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala Tante. Rupanya Tante maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan Tante dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat. Ketika ujung lidah Tante mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.

Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping Tante. Kemudian sambil telentang aku menarik Tante ke atasku, sehingga sekarang Tante tidur tertelungkup di atasku. Badan Tante dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha Tante kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua Bibir kemaluan Tante.Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat Tante dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan Tante. Amblas semua batangku.

“Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut Tante.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa Tante sudah mau klimaks. Tante tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul Tante yang sedang berayun-ayun di atasku.

Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika Tante bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku.

Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina Tante, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.

Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya Tante tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut Tante terlihat senyuman puas.”Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Tante kepuasan sejati..!”Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.

Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan Tante yang mungil itu dan kedua tangan Tante menggelantung pada leherku, kedua kaki Tante kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat Tante dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan Tante.

“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan Tante sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan Tante sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat Tante mencapai klimaks.”Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang,
Tante mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan Tante, aku terus membopongnya. Aku membawa Tante ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot Tante yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk badan Tante erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan Tante, mengisi segenap relung-relung di dalamnya.
 
Top